Jenis Gulma pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Akibat Pengaruh Pengendalian Gulma

Authors

  • Egia Pranata Ginting Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
  • Husni Thamrin Sebayang Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Keywords:

Bawang merah, Gulma, Herbisida, Mulsa, Penyiangan

Abstract

Gulma sering disebut sebagai tumbuhan pengganggu yang pada umumnya tumbuh di waktu dan tempat yang tidak tepat. Kemampuan beradaptasi yang tinggi di segala kondisi lingkungan akan menjadikan ancaman serius bagi tanaman budidaya. Gulma dapat berasosiasi dengan gulma lainnya dan menurunkan hasil panen jika tidak ada pengendalian. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengendalian dengan cara manual, mekanis, kultur teknis, hingga kimia. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2019 di Desa Kasin, Kecamatan Karangploso, Provinsi Jawa Timur, terletak di ketinggian 675 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 7 perlakuan pengendalian gulma dengan masing-masing 4 ulangan. Bahan yang digunakan ialah herbisida oksifluorfen 240 g l-1, herbisida Pendimethalin 330 g l-1, mulsa plastik hitam perak, mulsa jerami padi. Pengamatan yang dilakukan yaitu analisis vegetasi gulma sebelum olah tanah dan pada umur tanaman 15, 30, 45 dan 56 hst, dengan metode kuadran menggunakan frame berukuran 40 cm x 40 cm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 spesies gulma pada saat sebelum olah tanah yaitu Amaranthus spinosus, Cyperus rotundus, Cyperus iria, Eleusine indica, Bidens pilosa, Sonchus arvensis, Taraxacum officinale. Setelah dilakukan perlakuan pengendalian gulma terdapat 3 spesies gulma baru yaitu Echinochloa cruss-galli, Portulaca oleracea dan Ludwigia octovalvis.

Downloads

Published

2019-12-22

Issue

Section

Articles