TINGKAT KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) HIBRIDA PADA KEMASAKAN BUAH TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA Colletrichum acutatum

Authors

  • Siti Muamaroh Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
  • Respatijarti Respatijarti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
  • Andi Wahyono Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Keywords:

Cabai Merah, Penyakit Antraknosa, Kemasakan Buah, Colletotrichum acutatum

Abstract

Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang diminati masyarakat Indonesia. Salah penyebab produksi buah cabai menurun adalah serangan penyakit antraknosa (Hidayat et al., 2004). Menurut Syukur et al. (2009; Damm et al.,2012) bahwa patogen antraknosa yang paling banyak menyerang tanaman cabai merah adalah cendawa Colletotrichum acutatum. Proses infeksi cendawan penyakit antraknosa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, genetik tanaman dan fisiologi buah (Hidayat et al., 2004).  Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi PT Bisi International Tbk. Farm Sumber Agung, Kediri, Jawa Timur dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Kultur Jaringan dan Mikroteknik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, pada Bulan Maret  hingga Mei 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Faktor pertama yaitu varietas hibrida cabai merah dan faktor kedua yaitu kemasakan buah yang berbeda. Karakter yang diamati yaitu, kejadian penyakit (%), kelas ketahanan penyakit, diameter nekrosis (cm), ketebalan kutikula (mm), kandungan capsaicin (mg/g), dan aktivitas enzim peroksidase (unit/ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji ANOVA adanya interaksi antar perlakuan yang ditunjukkan pad karakter pengamatan kejadian penyakit dan diameter nekrosis. Varietas Imola kemasakan buah merah dan varietas HPT 1729 kemasakan buah merah menunjukkan perlakuan yang tahan terhadap serangan penyakit antraknosa dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Nilai korelasi antara rata-rata ketebalan lapisan kutikula dan kandungan capsaicin terhadap kejadian penyakit dan rata-rata diameter nekrosis secara statisktik menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata. Akan tetapi, nilai korelasi antara rata-rata aktivitas enzim peroksidase terhadap rata-rata kejadian penyakit dan rata-rata diameter nekrosis secara statistik tidak menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata.

Downloads

Published

2018-09-13

Issue

Section

Articles