Kajian Kerapatan Penanaman Kedelai (Glycine max L.) pada Tumpangsari dengan Semangka (Citrullus vulgaris)

Authors

  • Joni Prasetyo Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
  • Setyono Yudo Tyasmoro Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Keywords:

Kedelai, kerapatan, monokultur, semangaka, tumpangsari

Abstract

Jarak tanam semangka sangat lebar bila dibandingkan dengan tanaman semusim pada umumnya. Jarak tanam yang lebar tersebut, sangat berpotensi untuk penanaman tumpangsari. Konsumsi kedelai penduduk Indonesia sangat tinggi, namun kemampuan produksi dalam negeri saat ini rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan penanam kedelai di sela semangka. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penanaman kedelai pada tumpangsari dengan semangka terhadap produksi kedelai dan semangka, serta nilai nisbah kesetaraan lahannya. Selain itu, juga mempelajari kerapatan tanaman kedelai yang sesuai untuk ditanam di selah jarak tanam semangka. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri pada bulan Februari sampai Mei 2017. Penelitian menggunkan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tumpangsari dengan kedelai dapat mempengaruhi produksi semangka pada pengamatan bobot buah. Nilai NKL paling tinggi ada pada P5 dengan nilai 1,24. Oleh karena itu, penanaman menggunakan 4 lubang tanam kedelai dengan 2 benih per lubang tanam (P4) paling sesuai ditanam disela jarak tanam semangka karena nilai R/C rasio dan B/C rasio paling tingggi, serta nilai NKL P4 juga tidak berbeda nyata dengan P5 yang memiliki nilai NKL paling tinggi.

Downloads

Published

2019-05-22

Issue

Section

Articles