Jurnal Produksi Tanaman http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan Jurnal Produksi Tanaman adalah Jurnal Pertanian yang diterbitkan oleh Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berisi hasil penelitian yang disusun oleh mahasiswa setelah menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya en-US Jurnal Produksi Tanaman 2338-3976 <a rel="nofollow noopener noreferrer" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/"><img style="border-width: 0;" src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png" alt="Lisensi Creative Commons" /></a><br />Ciptaan disebarluaskan di bawah <a rel="nofollow noopener noreferrer" href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional</a>. Pengaruh Pemberian Dosis Biourine Sapi terhadap Pertumbuhan Rumput Gajahan (Axonopus compressus) Dan Rumput Manila (Zoysia matrella) http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1909 <p>Rumput lanskap merupakan tanaman penutup tanah yang menutupi permukaan dengan cepat. Seiring waktu, peminat rumput lanskap semakin besar dan kebutuhan meningkat. Untuk mendukung kebutuhannya didukung pula dengan ketersediaan unsur hara. Oleh karena itu, alternatif pupuk lokal seperti biourine sapi yang mengandung unsur hara dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Tujuan mengetahui respon pertumbuhan rumput gajahan terhadap dosis biourine sapi dan dosis yang optimal untuk pertumbuhannya, serta mengetahui respon pertumbuhan rumput manila terhadap dosis biourine sapi dan dosis yang optimal untuk pertumbuhannya. Penelitian dilaksanakan bulan Februari – Mei 2023 di Desa Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan dua percobaan secara seri dan 4 ulangan yaitu <em>Axonopus compressus</em> dan <em>Zoysia matrella</em> yang diberikan 6 dosis biourine sapi. Hasil penelitian rumput gajahan dengan dosis biourine sapi menunjukan pengaruh terhadap pertumbuhannya. Dosis biourine sapi 2500 L ha<sup>-1 </sup>menunjukan perlakuan terbaik dengan memberikan jumlah tunas, panjang akar, bobot segar, dan bobot kering tanaman lebih tinggi, serta memiliki presentase penutupan sebesar 90%. Pemberian biourine sapi hingga 2500 L ha<sup>-1 </sup>meningkatkan bobot kering rumput gajahan secara linier (y = 0,0008x + 2,5483). Rumput manila dengan dosis biourine sapi menunjukan pengaruh terhadap pertumbuhannya. Dosis biourine sapi 2500 L ha<sup>-1</sup> menunjukan perlakuan dengan meningkatkan jumlah tunas, panjang akar, bobot segar, dan bobot kering yang lebih tinggi, serta persentase penutupan sebesar 89%. Pemberian biourine sapi hingga 2500 L ha<sup>-1</sup> meningkatkan bobot kering rumput manila secara linier (y = 0,0007x + 2,3457).</p> Natasya Zuitshi Shima Medha Baskara Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 864 874 10.21776/ub.protan.2023.011.11.08 The Pengaruh Media Tanam dan Bahan Bibit Terhadap Pertumbuhan Bibit Bud Chip Tanaman Tebu (Saccharum oficinarum L.) Varietas Cenning http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1902 <p>Produktivitas tebu yang relatif rendah disebabkan oleh teknik penyiapan bibit, kualitas bibit yang digunakan, dan ketersediaan lahan pembibitan semakin berkurang. Teknik pembibitan <em>bud chip </em>dapat menjadi solusi terkait permasalahan tersebut. Pertumbuhan <em>bud chip </em>dipengaruhi oleh media tanam dan bahan bibit sehingga penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan <em>bud chip </em>tanaman tebu varietas Cenning dengan penggunaan kombinasi media tanam dan bahan bibit yang tepat. Penelitian dilaksanakan bulan Februari hingga Mei 2023 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatimulyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok 3 ulangan meliputi; A: tanah dan <em>bud chip </em>dari batang atas, B: tanah dan <em>bud chip </em>dari batang tengah, C: tanah dan <em>bud chip </em>dari batang bawah, D: tanah+arang sekam dan <em>bud chip </em>dari batang atas, E: tanah+arang sekam dan <em>bud chip </em>dari batang tengah, F: tanah+arang sekam dan <em>bud chip </em>dari batang bawah, G: tanah+kompos blotong dan <em>bud chip </em>dari batang atas, H: tanah+kompos blotong dan <em>bud chip </em>dari batang tengah, I: tanah+kompos blotong dan <em>bud chip </em>dari batang bawah. Perlakuan tanah+kompos blotong dan <em>bud chip </em>dari batang tengah mampu meningkatkan pertumbuhan panjang tanaman 42,51% lebih tinggi dibandingkan tanah dan <em>bud chip </em>dari batang bawah. Perlakuan tanah+kompos blotong dan <em>bud chip </em>dari batang atas mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah anakan 27,31% lebih tinggi dibandingkan tanah dan <em>bud chip </em>dari batang bawah. Perlakuan tanah+kompos blotong dan <em>bud chip </em>dari batang tengah menghasilkan bobot kering 68,77 g.tanaman<sup>-1 </sup>lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanah+arang sekam dan <em>bud chip </em>dari batang bawah.</p> Gestiyana Ayu Kurnia Puteri Agus Suryanto Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 831 839 10.21776/ub.protan.2023.011.11.04 Pengaruh Waktu Pemangkasan Cabang Lateral pada Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1893 <p>Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran polong yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia. Namun produksi kacang panjang nasional mengalami penurunan setiap tahunnya. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan melalui pemangkasan cabang lateral dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemangkasan cabang lateral pada pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman kacang panjang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2022, berlokasi di Desa Tegalkuning, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor yaitu waktu pemangkasan cabang lateral dan varietas. Data dianalisis menggunakan ANOVA, apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan waktu pemangkasan cabang lateral dan perlakuan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang. Waktu pemangkasan cabang lateral 30 hst meningkatkan panjang tanaman, jumlah bunga, jumlah polong segar, bobot polong segar per tanaman, produksi polong per petak panen dan produksi polong per hektar. Perlakuan varietas Pertiwi dan varietas Kanton Tavi memberikan pengaruh yang sama pada luas daun, jumlah bunga, panjang polong, bobot polong segar per tanaman, produksi polong per petak panen dan produksi polong per hektar. Perlakuan waktu pemangkasan cabang lateral dan perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata pada umur berbunga dan umur panen kacang panjang.</p> Muhammad Alfarizi Uma Khumairoh Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 848 856 10.21776/ub.protan.2023.011.11.06 KARAKTERISASI 6 GENOTIPE CABAI RAWIT HIJAU (Capsicum frustecens) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1857 <p>Cabai rawit (<em>Capsicum frustecens</em>) termasuk ke dalam tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat maupun industri di Indonesia. Permintaan cabai meningkat setttiap tahnnya terutama saat hari besar keagamaan mencapai 10-20%, sedangkan produksi rata-rata mencapai 6-7 ton per ha. Hal ini mengakibatkan pemerintah harus melakukan impor untuk memenuhi permintaan. Varietas cabai rawit yang beredar di masyarakat saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama pada tingkat produksi. Hal ini dapat terjadi karena varietas cabai rawit yang beredar memiliki tingkat produksi yang rendah sehingga perlu dilakukan perakitan varietas unggul melalui program pemuliaan tanaman. Karakterisasi merupakan langkah penting dalam pemuliaan tanaman cabai rawit. Karakterisasi bertujuan untuk mendeskripsikan sifat tanaman yang bernilai ekonomis sehingga dapat diketahui karakter unggul yang dapat dimanfaatkan. Karakterisasi tanaman dibagi menjadi yaitu karakter morfologi dan agronomi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakter morfologi dan agronomi keenam genotipe cabai rawit hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilaksanakan pada bulan Juni-November 2022 di lahan CV. Borneo Seed yang berada di Kecamatan Karangploso, Malang. Bahan tanam yang digunakan adalah genotipe CRR03, CRG 18, CRC19, CRK27, CRS22, dan CRA43. Deskripsi karakter keenam genotipe cabai rawit hijau menunjukkan beberapa karakter yang tidak berbeda pada tiap genotipe meliputi bentuk daun, antosianin pada daun, antosianin node batang, pola bunga, pola buah, bentuk pangkal, bentuk ujung, bentuk buah dominan membujur, dan calyx. Karakter kuantitatif genotipe CRR03, CRK27 dan CRA43 memiliki hasil per hektar tinggi, umur panen paling genjah genotipe CRS22 dan CRC19. Pada karakter daya simpan buah paling lama adalah genotipe CRG18 sebesar&nbsp; 9,5 hari</p> Ivan Suyuti Sri Lestari Purnamaningsih Afifuddin Latif Adiredjo Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 840 847 10.21776/ub.protan.2023.011.11.05 Pengaruh Kombinasi Media Tanam dan Umur Pindah Bibit terhadap Pertumbuhan Bibit Bud Chip Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas PS 862 http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1908 <p>Tanaman tebu (<em>Saccharum officinarum</em> L.) termasuk tanaman famili graminae atau rumput-rumputan. Peningkatan produksi bibit dilakukan melalui penggunaan bibit <em>bud chip</em> yang mudah. Pemindahan bibit dengan umur tanam serta pemberian media tanam yang sesuai mampu membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman tebu saat fase vegetatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur pindah bibit dan media tanam terhadap pertumbuhan bibit <em>bud chip</em> tanaman tebu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2023 di Kebun Percobaan Jatimulyo yang terletak di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Kombinasi menggunakan 9 kombinasi yang diulang 3 kali dengan perlakuan umur pindah tanam 14 HST, 21 HST, dan 28 HST yang dikombinasikan dengan media tanam tanah, tanah + pupuk kandang, dan tanah + blotong.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam tanah - blotong pada berbagai umur bibit menghasilkan pertumbuhan panjang tanaman, diameter batang, dan jumlah anakan per rumpun yang lebih baik pada 30 HST saja. Pada pengamatan 90 HST, kombinasi media tanam tanah - blotong dengan berbagai umur bibit mempunyai luas daun dan jumlah daun yang relatif sama.&nbsp; Umur bibit <em>bud chip </em>pada 14 HST - 28 HST kombinasi media tanam memiliki hasil bobot kering relatif sama, kecuali pada umur bibi 14 HST dan 28 HST kombinasi media tanam tanah dan 21 HST dengan kombinasi media tanam tanah - blotong memiliki nilai bobot kering yang lebih rendah.</p> Tyary Airivia Agus Suryanto Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 802 810 10.21776/ub.protan.2023.011.11.01 Uji Keragaman Genetik dan Kekerabatan 7 Galur Harapan Kacang Bambara (Vigna Subterranea (L.) Verdcourt) Berdasarkan Karakter Morfologi http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1900 <p>Kacang bogor atau kacang bambara merupakan tanaman yang adaptif di wilayah indonesia. Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang bogor menjadikan tanaman ini berpotensi sebagai pangan alternatif. Di Indonesia, kacang bambara kurang banyak diperhatikan atau diketahui oleh masyarakat sehingga produksinya di dalam negeri masih tergolong rendah. Selain itu, minimnya ketersediaan varietas unggul juga mempengaruhi&nbsp; rendahnya produktivitas kacang bambara yang dibudidayakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaman genetik tujuh galur harapan tanaman kacang bambara sebagai evaluasi adanya galur potensial yang mampu dikembangkan sebagai varietas unggul atau sebagai tetua dalam persilangan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Jambegede Balitkabi yang terletak di Jalan Pertanian No. 6, Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada Bulan Desember 2020 sampai Mei 2021. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Galur kacang bambara yang digunakan diantaranya PWBG 5.2.1, PWBG 6, SS 2.4.2, SS 3.4.2, BBL 1.1, CCC 1.6, TVSU 8.6. Nilai KVG didapatkan dengan kategori sedang pada karakter jumlah polong per tanaman, jumlah biji per polong, dan bobot polong per tanaman. Nilai heritabilitas tinggi didapat pada tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, panjang polong, bobot polong per tanaman, jumlah biji per polong, panjang biji, dan berat 100 biji. Pengelompokan tujuh galur kacang bambara membentuk dua klaster yaitu kelompok PWBG 6, BBL 1.1 dan kelompok PWBG 5.2.1, SS 3.4.2, CCC 1.6, TVSU 8.6, SS 2.4.2. Berdasarkan pada koefisien kemiripan, galur yang memiliki kekerabatan paling dekat yaitu galur CCC 1.6 dengan PWBG 5.2.1. Galur yang memiliki kekerabatan paling jauh yaitu galur PWBG 6 dengan SS 3.4.2.</p> Rahayu Mustika Putri Kuswanto Budi Waluyo Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 857 863 10.21776/ub.protan.2023.011.11.07 Pengaruh Waktu Tanam dan Kerapatan Kemangi (Ocimum basilicum L.) pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dalam Sistem Tumpangsari http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1879 <p>Permintaan hasil panen jagung manis dan kemangi terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dan bertambahnya pertumbuhan masyarakat, namun luasan lahan pertanian semakin menurun. Diperlukan teknik budidaya yang tepat yaitu tumpangsari jagung manis dan kemangi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam tumpangsari adalah waktu tanam dan kerapatan tanaman untuk mengurangi kompetisi pemanfaatan faktor tumbuh tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari dan mendapatkan waktu tanam dan kerapatan tanaman kemangi yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-Agustus 2022 di Desa Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari jagung manis monokultur, jagung manis + kemangi (1 baris) 7 HSbT jagung manis, jagung manis + kemangi (2 baris) 7 HSbT jagung manis, jagung manis + kemangi (1 baris) ditanam bersamaan, jagung manis + kemangi (2 baris) ditanam bersamaan, jagung manis + kemangi (1 baris) 7 HST jagung manis, jagung manis + kemangi (2 baris) 7 HST jagung manis, jagung manis + kemangi (1 baris) 14 HST jagung manis, jagung + kemangi (2 baris) 14 HST jagung manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kemangi yang ditanam pada berbagai waktu tanam dan kerapatan yang berbeda dalam sistem tumpangsari dengan jagung manis tidak menyebabkan penurunan pertumbuhan maupun hasil tanaman jagung manis. Seluruh perlakuan sistem tumpangsari tanaman jagung manis dengan kemangi mampu meningkatkan produktivitas lahan (LER &gt; 1), menguntungkan secara ekonomi (R/C Ratio &gt; 1), mampu menekan pertumbuhan gulma, serta mengefisiensi intersepsi cahaya matahari.</p> Choirifia Risantosa Titin Sumarni Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 821 830 10.21776/ub.protan.2023.011.11.03 Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Melalui Penerapan Penyiangan dan Populasi Itik http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1856 <p>Padi (<em>Oryza sativa </em>L.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan, namun di Indonesia produktivitasnya masih rendah dan tidak stabil. Hal tersebut disebabkan oleh gulma yang menjadikan menurunnya produktivitas padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengendalian gulma yang berbeda yakni penyiangan dan integrasi padi-itik terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukoharjo, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Juni sampai Oktober 2022. Disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yang terdiri dari A1 = bergulma; A2 = penyiangan sebanyak 2 kali; A3 = penyiangan sebanyak 3 kali; A4 = populasi 1 ekor itik per 20 ; A5 = populasi 2 ekor itik per 20 ; A6 = populasi 3 ekor itik per 20 . Data yang terkumpul dari hasil penelitian ditabulasi dengan Microsoft Excel, lalu dianalisis dengan menggunakan tabel Sidik Ragam (ANOVA) dan di uji lanjut menggunakan Uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan populasi itik sebanyak 3 ekor per 20 m<sup>2</sup> menghasilkan pertumbuhan dan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan populasi itik sebanyak 1 ekor per 20 m<sup>2</sup> dan populasi itik sebanyak 2 ekor per 20 m<sup>2</sup></p> Akbar Noor Ramadhan Agus Suryanto Copyright (c) 2023 Jurnal Produksi Tanaman 2023-11-30 2023-11-30 11 11 811 820 10.21776/ub.protan.2023.011.11.02