RESPON GALUR HARAPAN GANDUM (Triticum aestivum L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DI DATARAN MEDIUM

Authors

  • Farhadz Fadhillah Sandi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
  • Nurul Aini Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
  • Nunun Barunawati Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Keywords:

Cekaman Kekeringan, Kadar Air Tanah, Pertumbuhan, Umur Berbunga, Umur Panen, Hasil

Abstract

Konsumsi tepung terigu di Indonesia selama 2012-2014 mencapai 5,35 juta ton. Saat ini, budidaya gandum di Indonesia tidak hanya dilakukan di dataran tinggi (di atas 1.000 mdpl) dengan suhu rendah (20oC), tetapi juga di dataran medium (600-800 mdpl), dengan kisaran suhu 25-30oC.Faktor penting yang membatasi pertumbuhan dan hasil gandum adalah ketersediaan air. Oleh karena itu, pada penelitian ini respon pertumbuhan dan hasil galur harapan gandum terhadap tingkat kadar air tanah dipelajari secara mendalam, serta untuk mendapatkan galur gandum yang toleran terhadap cekaman kekeringan dari beberapa galur gandum adaptif iklim tropis di dataran medium. Kadar air tanah mempengaruhi komponen pertumbuhan dan hasil pada setiap galur yang diujikan. Secara umum, pada semua galur, penurunan tingkat kadar air tanah 75%-25% menurunkan beberapa rerata komponen pertumbuhan, seperti jumlah daun, tinggi anakan, dan jumlah anakan. Pada komponen pertumbuhan penurunan kadar air sampai 25% mempercepat umur berbunga dan panen, serta menurunkan hasil per tanaman. Galur SO3 lebih toleran pada kondisi kadar air terendah (25%), ditunjukkan oleh bobot biji per tanaman lebih tinggi, walaupun memiliki umur panen lebih lama. Sementara itu, galur M7 memiliki umur berbunga dan panen paling cepat, dan galur M8 menghasilkan bobot biji per tanaman tertinggi pada kadar air tanah 100% dan 75% kapasitas lapang.

Downloads

Published

2017-09-22

Issue

Section

Articles