PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN DAN KONSENTRASI RHIZOBAKTERI PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI SAYUR (Glycine max L. Merrill)

Authors

  • Farid Mufti Ardiyanto Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
  • Anna Satyana Karyawati Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
  • Syukur Makmur Sitompul Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Keywords:

Kedelai Sayur, Edamame, Rhizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman, PGPR, Frekuensi, Konsentrasi

Abstract

Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar edamame, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan produksi edamame. Rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman  adalah kelompok bakteri menguntungkan yang berperan penting dalam memacu pertumbuhan tanaman, hasil panen dan kesuburan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pemberian dan konsentrasi rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman optimal dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil edamame. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2015 di lahan milik PT. Mitratani Dua Tujuh, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur dengan ketinggian tempat 64-86 mdpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu frekuensi pemberian rhizobakteri dan faktor kedua yaitu konsentrasi rhizobakteri. Frekuensi pemberian dan konsentrasi rhizobakteri memberikan interaksi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Frekuensi pemberian rhizobakteri sebanyak satu kali dengan konsentrasi 10% mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi (39.43 cm) dan jumlah daun daun lebih banyak (14.25 helai) dari perlakuan lain, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan frekuensi pemberian tiga kali dengan konsentrasi 5%. Perbandingan antara hasil penelitian dengan Standart Operating Procedure (SOP) PT. Mitratani Dua Tujuh diketahui bahwa jumlah polong per 500 gram, Standart Quality (SQ), dan bobot afkir, menunjukkan bahwa perlakuan rhizobakteri mempunyai jumlah polong lebih banyak tetapi mempunyai ukuran lebih kecil daripada SOP, selain itu perlakuan rhizobakteri mempunyai tingkat serangan hama dan penyakit lebih rendah daripada SOP.

Downloads

Published

2018-05-31

Issue

Section

Articles