Pengaruh Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh BAP dan NAA terhadap Presentase Tumbuh Bahan Tanam Krisan (Chrysanthemum morifolium) secara in vitro

Authors

  • Holanda Lydianthy Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
  • Ellis Nihayati Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Keywords:

BAP dan NAA, Multiplikasi, Krisan, Kultur Jaringan

Abstract

Teknik kultur jaringan merupakan salah satu metode yang digunakan sebagai alternatif untuk memecahkan masalah rendahnya produktivitas tanaman krisan yang belum mampu memenuhi permintaan pasar. Teknologi ini telah banyak digunakan untuk perbanyakan bibit untuk menghasilkan bibit yang seragam dan kualitasnya terjamin terutama pada berbagi tanaman hias.  Melalui kultur jaringan, tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dihasilkan bibit yang lebih baik dan bibit yang unggul.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi konsentrasi BAP (Benzyl Amino Purine) dan NAA (Naphtaleine Acetic Acid) yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan tunas eksplan krisan yang diperbanyak melalui multiplikasi tunas.   Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2019. Penelitian dilaksanakan di Materia Medica, Jl. Lahor N0. 87, Pesanggrahan, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunas dari eksplan krisan varietas Fuji White sekitar 1 cm, zat pengatur tumbuh BAP dan NAA. Penelitian ini terdiri dari 10 perlakuan yaitu; B0N0, B0N1, B1N0, B1N1, B2N0, B2N1, B3N0, B3N1, B4N0 dan B4N1. Analisis data yang digunakan adalah uji F taraf 5%. Apabila uji F 5% memberikan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan (B1N1) dengan pemberian BAP 0,25 mg/L + NAA 0,025 mg/L berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tunas, jumlah daun dan tinggi eksplan krisan.

Downloads

Published

2019-11-27

Issue

Section

Articles