Keragaman 10 Genotip Selada (Lactuca sativa L.)

Authors

  • Nadira Genta Ganeswara Universitas Brawijaya
  • Noer Rahmi Ardiarini Universitas Brawijaya

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.protan.2022.010.11.08

Keywords:

Selada, Lactuca sativa L., Genotip

Abstract

Keragaman adalah suatu sifat individu pada setiap populasi tanaman yang memiliki perbedaan antara tanaman yang lainnya. Besarnya kecilnya keragaman yang digunakan sangat menentukan keberhasilan pemuliaan tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman di dalam 10 genotip selada. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kecamatan Karangploso, km 4 Malang, Jawa Timur pada bulan Maret sampai Juni 2020. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian adalah 10 benih galur selada. Metode yang digunakan adalah seleksi individu. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada variasi keragaman di dalam genotip pada 10 genotip tanaman selada yang diamati pada karakter kualitatif. Terdapat 2 variasi keragaman pada karakter kuantitatif, yaitu keragaman rendah dan keragaman sedang. Nilai KV pada P1 dan P2 menunjukkan rendah pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun dan luas daun. Sedangkan KV sedang pada karakter panjang akar dan berat segar. Nilai KV pada P3, P4, P7 dan P10 memiliki nilai rendah pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun dan panjang akar. Adapun nilai KV sedang pada karakter luas daun dan berat segar. Berbeda halnya dengan P5 dan P6, semua karakter kuantitatif menunjukkan nilai KV rendah.  P8 dan P10 menghasilkan nilai KV rendah pada karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun. Karakter luas daun, panjang akar dan berat segar menunjukkan nilai KV sedang.

References

Respatijarti. 2016. Keragaman genetik pada generasi f3 cabai (Capsicum annum). Jurnal Protan. 4(3): 209-217.

Bari, A., S. Musa, dan E. Sjamsudin. 2006. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi.

Perwitosari, G. W., A. N. Sugiharto, A. Soegianto. 2017. Keragaman genetik dan korelasi terhadap hasil pada populasi galur f3 buncis (Phaseolus vulgaris L.) berpolong kuning. Jurnal Protan. 5(4): 654-660.

Putri, I. D., S. H. Sutjahjo, E. Jambornias. 2014. Evaluasi karakter agronomi dan analisis kekerabatan 10 genotipe lokal kacang hijau (Vigna radiate L. Wilczek). Buletin Agrohorti. 2(1): 11-21.

Ruchjaniningsih, 2006. Efek mulsa terhadap penampilan fenotipik dan parameter genetik pada 13 genotip kentang di lahan sawah dataran medium Jatinangor. Jurnal Hortikultura. 16(4): 290-298.

Singh, R. K. dan B. D. Chaudhary. 1977. Biometrical Methods In Quantitative Genetic Analysis. Kalyani Publishers. New Delhi.

Subandi, M.R., Hakim. A. Sudjana, M. M. Dahan dan A. Rifin. 1979. Mean and stability for yield of early and late varieties of corn in varying environments. ContCRIA. p. 51:24.

Suratman, D. Priyanto dan A. D. Setyawan. 2000. Analisis keragaman genus ipomea berdasarkan karakter morfologi. Jurnal Biodiversitas. 1(2): 72-79.

Surtiningsih, T & Mariam, S. 2011. Efektivitas campuran pupuk hayati dengan pupuk kimia pada pertumbuhan dan produksi tanaman selada bokor (Lactuca Sativa L.) var. crispa. Journal of Mathematics and Science 14(2): 4-8.

Downloads

Published

2022-12-23