PENGARUH MULSA JERAMI PADI DAN FREKUENSI WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STROBERI (Fragaria ananassa)

Authors

  • Shella Sonia Najelina Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
  • Eko Widaryanto Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Keywords:

Gulma, Jerami Padi, Mulsa, Penyiangan, Stroberi

Abstract

Stroberi (Fragaria ananassa) adalah tanaman hortikultura yang dimanfaatkan buahnya. Buah stroberi mengandung nutrisi yang cukup tinggi terutama kalsium, vitamin C dan karbohidrat (Shamaila, Skura, Daubeny dan Anderson, 1993). Namun produksi stroberi di Indonesia belum mampu mengimbangi permintaan masya-rakat yang relatif meningkat. Rendahnya produksi stroberi disebabkan oleh kurangnya memperhatikan teknik budidaya stroberi seperti penyiangan, pengendalian gulma dan hama penyakit, serta anomali cuaca yang tidak stabil, sedangkan gulma lebih tahan pada kondisi cuaca yang ekstrim dibandingkan dengan stroberi. Salah satu upaya untuk  meningkatkan produktivitas stroberi dapat dilakukan dengan pemberian mulsa jerami padi dan penyiangan gulma. Penelitian dilaksanakan di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu dengan ketinggian tempat antara ±800 mdpl dan suhu antara 18oC - 24oC, pada bulan Juli sampai dengan September 2016. Penelitian ini menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 spesies gulma yang ditemukan. Perbedaan waktu penyiangan gulma mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi. Kombinasi yang efektif dan efisien untuk mengendalikan gulma yaitu penggunaan mulsa jerami padi dengan kombinasi penyiangan umur 20, 40 dan 60 HST (M9). Penggunaan mulsa mampu mengendalikan gulma hingga 80 HST. Perhitungan analisis usaha tani menunjukkan nilai R/C Ratio pada masing-masing perlakuan yaitu M0 = 0,31, M1 = 0,45, M2 = 0,53, M3 = 0,51, M4 = 0,81, M5 = 0,43, M6 = 0,45, M7 = 0,56, M8 = 0,51 dan M9 = 1,03.

Downloads

Published

2019-03-26

Issue

Section

Articles