Potensi Bakteri Pelarut Fosfat pada Lahan Tegakan Hutan dan Perkebunan Singkong di Kawasan Kampus IPB Dramaga Bogor

Authors

  • Maulidi Firlandiana Sunan Bonang University
  • Yaumil Khairiyah Universitas Amir Hamzah Medan
  • Iwan Perala Sekolah Pascasarjana IPB University
  • Dhina Mustikaningrum Universitas Sunan Bonang Tuban
  • Kristiawan Kristiawan Universitas Sunan Bonang Tuban
  • Maimunah Maimunah Universitas Sunan Bonang Tuban
  • Suprayitno Suprayitno Universitas Sunan Bonang Tuban
  • Herry Prasetya Universitas Sunan Bonang Tuban
  • Abdi Dewi Setyana Universitas Sunan Bonang Tuban
  • Subiyanto Subiyanto Universitas Sunan Bonang Tuban

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.protan.2024.012.07.04

Keywords:

Bakteri Pelarut Fosfat, Isolasi, Rhizosfer, Uji Patogenitas, Bakteri Pelarut Fosfat; Isolasi; Rhizosfer; Uji Patogenitas

Abstract

Tanaman memerlukan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan, salah satunya yaitu fosfor (P). Namun tanaman hanya dapat menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat (H2PO4- dan HPO42-). Tantangan besar yang dilakukan untuk menyediakan P terlarut atau tersedia, terjawab oleh penemuan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF). Mikrob ini menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan senyawa fosfat kompleks dan atau mengikat kation dari ion (PO43-) untuk melepaskan P tersedia dalam tanah. Areal rhizosfer tanah memiliki potensi keragaman mikrob yang tinggi karena menyediakan sumber makanan (eksudat) yang dikeluarkan dari akar tanaman. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas isolat BPF dari ekosistem perkebunan singkong dan hutan Kampus IPB Dramaga dengan Indeks Pelarut Fosfat (IPF) tertinggi pada berbagai sumber P dan variasi pH serta menentukan isolat BPF yang bersifat non-patogenik terhadap manusia, hewan, dan tanaman. Penelitian ini diawali dengan mengisolasi BPF dari areal rhizosfer, menumbuhkannya pada media selektif Pikovskaya, identifikasi morfologi koloni secara makroskopis, seleksi koloni BPF yang menghasilkan halozone (zona bening), mengukur IPF, dan mengujinya pada media Pikovskaya dengan berbagai sumber P dan tingkatan pH. Hasil isolasi menunjukkan adanya 9 isolat 2 diantaranya dari tegakan hutan dan 7 dari perkebunan singkong yang menghasilkan halozone. Isolat 6P dan 7P dari tegakan hutan memiliki IPF tertinggi berturut-turut sebesar 3,10 dan 3,33. Adapun isolat BPF hanya dapat mengasilkan halozone pada media sumber P dari kompleks Ca-P dengan kondisi pH basa dan pH tanah. Dari 9 isolat terpilih, 6 diantaranya yaitu isolat 1P, 3P, 4P, 6P, 7P, dan 9P teruji bersifat non-patogen terhadap sel manusia, hewan, maupun tanaman.

Downloads

Published

2024-07-31

Issue

Section

Articles